Kudus Kami Datang !!! part: 2

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan Menolongmu dan Meneguhkan kedudukanmu.(Q.S. Muhammad: 7)”
Hidup terus berjalan, perjalanan terus berlanjut, jiwa terus berderap. Rombongan tim dari Jamaah Shalahuddin pun melanjutkan perjalanan menuju Kudus. Kudus, kota yang dalam cerita Yusuf dan Arif menjadi kota seperti kota mati. Dalam perjalanan kali ini kami ditemani seorang Da'i yang sudah cukup di Yogya dan sekitarnya. Biasanya da'i ini suka berkeliling mengingatkan orang-orang yang belum sholat, orang-orang yang berpacaran agar menjauhi pacaran. Maulana begitulah namanya, namun Pak Maulana ini lebih dikenal dengan sebutan Da'i Patroli, nih orangnya :D

Ustad Maulana Da'i Patroli sedang membaca majalah 
Jalan menuju Kudus masihlah panjang, banyak kota yang harus dilalui. Dalam perjalanan ini banyak dari kami yang ingin tidur, maklumlah malam sebelumnya sudah angkut banyak barang hehe. 
Agung Istriahat karena kecapean :p
Beberapa saat setelah perjalanan tanpa diduga, salah satu spanduk yang menempel di badan truk kabur diterpa angin wus, wus, wus. Mau diambil sudah jauh, akhirnya kami relakan saja spanduk yang sudah terbang dihembuskan angin tersebut, tapi untungnya waktu spanduk itu lepas tidak ada kendaraan di belakang kami yang kena spanduk itu, coba kalau ada motor yang kena bisa-bisa kami diomelin sama yang punya motor, hehe.

Untungnya sih sesaat setelah kejadian itu sopir menghentikan laju kendaraan di tempat yang agak sepi untuk menyelamatkan satu spanduk yang tersisa agar tidak terbang kena angin lagi. Lalu dengan sigap Bang Ali (PPMPA JS 1435 H) turun dari truk untuk menempelkan spanduk itu pada bagian belakang truk saja agar mudah dilihat oleh pengendara di belakang kami.

Bang Ali memindahkan spanduk yang tersisa ke bagian belakang Truk
Perjalananan pun dilanjutkan, yah karena semuanya sudah terbangun dan untuk mengusir kantuk semua teman-teman pun kembali bercerita dan berbagi pengalaman. Kami sering tertawa ketika Pak Maulan bercerita, dengan gayanya yang khas dan cara bicaranya yang lucu membuat kami sering tertawa bahkan saat ada yang membully Pak Maul pun beliau tidak marah, salut dah sama kesabaran Pak Maulana.

tertawa dengan guyonan lucu pak Maulana :D
Truk kami sudah jauh di depan namun mobil yang dikendarai Pak Maryanto dan rombongan akhwat belum nampak juga, sembari menunggu mobil yang dikendarai Pak Maryanto datang kami pun melihat lihat sekitar, dan tampak jalanan yang mulai macet.
Jalanan yang Mulai macet dan truk yang melanggar marka jalan :D
Namun yang sering buat kami tertawa adalah ketika truk TNI yang kami tumpangi melanggar marka jalan bahkan sampai memasuki Semarang :D. Kami di dalam truk cuma bisa geleng-geleng kepala sambil tertawa. Polisi pun gak mungkin nilang karena truk yang kami naiki adalah truk TNI hehehe :D


waktu dzuhur pun tiba, kami putuskan untuk berhenti sejenak untuk sholat dzuhur di masjid yang kebetulan kami temui di pinggir jalan. Alhamdulillah di masjid ini juga rombongan pak Maryanto yang mengendari mobil bertemu dengan rombongan kami.
Berhenti sejenak di masjid untuk menunaikan sholat
sesudah menunaikan sholat dzuhur secara berjamaah, kami pun membentuk jamaah baru untuk menjalankan sholat Ashar yang dijama' dengan sholat dzuhur.

interior dalam Masjid
Perjalanan pun dilanjutkan, karena kasihan juga dari pagi banyak teman-teman yang belum sarapan dari pagi dan kemungkinan nanti waktu aktivitas di Kudus akan membutuhkan tenaga banyak maka kami putuskan untuk berhenti sejenak mengisi perut.

Tempat yang digunakan untuk makan siang rombongan tim penyalur bantuan

Shakti lagi makan, hap hap hap :D
rombongan tim Jamaah Shalahuddin di tempat makan
Mobil Pak Mar siap tancap gas lagi
Perjalanan kami lanjutkan, namun tampaknya jalan kali ini lebih menantang. Sepanjang jalan banyak kami temukan jalan yang berlubang, ketika truk melewati lubang tersebut, goncangannya itu lho, uh sakit -_-. Semoga nanti di akhirat kesulitan ini bisa menjadi pemberat timbangan kami, Aamiin :).

masuk ke daerah Semarang mulai tampak banjir di sekitar jalan. Kata Fajar salah satu awak dalam rombongan berkata kalau sungai di semarang dengan ketinggian jalan hampir sejajar, makanya wajar kalau jalan-jalan di Semarang hampir pasti tergenang banjir kalau hujan.

Jalan tergengang banjir
Di Semarang aja sudah seperti itu bagaimana di Kudus nanti, kami sempat khawatir apakah kendaraan yang kami pakai bisa masuk. Dan benar saja sepanjang jalan, di sekitaran Demak jalan macet, kalau orang Solo bilang "Muacete Poll ra nguati" hehehe.

Jalan di Sekitaran Demak
Setelah hampir pukul 14.00 W.I.B, akhirnya kendaraan kami memasuki pintu masuk kota Kudus, namun ternyata kami terjebak macet lagi. Karena menunggu lama kami pun turun dari truk untuk memastikan berapa lama kira-kira truk bisa berjalan.
"Astaghfirullah panjang banget, kalau gini terus bisa lama nih", sahut salah seorang dari kami. Akhirnya Yusuf yang menjadi PJ kegiatan kali ini pun memberitahu bahwa ada jalan alternatif yaitu dengan melawan jalur. Karena truk yang kami kemudikan adalah truk bantuan maka orang-orang yang mengatur lalu lintas di tempat tersebut pun mengizinkan kami untuk melawan jalur.


Kemacetan Panjang
Kemacetan bahkan sampai di Jembatan
Sampah di bantaran sungai yang mulai menumpuk
Akhirnya setelah melewati jalan panjang dari Jogja kami sampai juga di Kudus, kota yang dikenal dengan Kota Kretek.Namun di gerbang kota ini sudah banyak relawan yang membantu jalannya mobil-mobil bantuan menuju Kudus.

Mobil-mobil menuju Kudus
Di jalan ini, diberlkakuan sistem buka tutup, 1 jam buka ke utara dan 1 jam buka ke selatan, namun khusus untuk kendaraan yang menuju Kudus hanya kendaraan tertentu yang boleh lewat. Bahkan kami menemukan ada bapak-bapak yang sudah 1 minggu terjebak macet di tempat tersebut, astaghfirullah. Untuk pinggiran jalan sendiri ditanggul menggunakan kerikil yang dikuatkan dengan karung-karung tanah untuk menguatkan pondasi. Bahkan sering datang juga truk-truk berisi tanah untuk meninggikan permukaan tanah agar tidak tergenang air dan dapat dilewati oleh kendaraan yang lewat. Untuk bensin dan solar sendiri, kami mendapat laporan bahwa harga kedua bahan bakar tersebut melonjak hingga kisaran Rp. 25.000,00/liter.


mobil-mobil kesulitan berjalan karena banjir
truk BBM yang menungu giliran lewat  
truk yang kami tumpangi terjebak banjir dan menunggu giliran lewat
tanggul air dari kerikil yang dijaga dengan karung pasir
tanah yang digunakan untuk meninggikan permukaan

himbauan agar truk tronton agar tidak lewat
 
BBM di tempat ini sampai habis
Sembari menunggu sampai kira-kira truk yang kami tumpangi boleh lewat kami pun melihat-lihat keadaan sekitar. Di seberang jalan (jalan dari arah kudus) kami lihat banyak truk-truk besar yang lewat dengan sangat perlahan dikarenakan genangan air di seberang jalan lebih dalam daripada di jalan yang truk kami lewati.


warga menggunakan perahu kecil (gethek) untuk bergerak
truk di seberang jalan yang sulit lewat di genangan air
penitipan motor di pinggir jalan yang tergenang air
bapak-bapak yang berjuang menembus banjir
setelah menunggu sekitar 1 jam truk kami pun boleh masuk ke Kudus. Betapa terkejutnya kami ketika mengetahui keadaan pinggiran Kota Kudus yang seperti kota berhantu, tampak tidak ada penduduk, seperti lautan atau seperti peradaban yang ditinggalkan penghuninya.

jalanan kudus yang terendam banjir

para pengendara yang mencoba lewat melalui jalan yang dibuat secara darurat

rumah yang terendam banjir

Bus yang entah sudah berapa hari terendam banjir

Ketinggian air sampai merendam trotoar

Gardu listrik yang terendam air

rumah yang terendam air
masjid di daerah Kudus yang terendam banjir
setelah sekian lama berjalan, kami pun memasuki kota kudus. Di sini kami agak heran juga karena daerah di dalam kota boleh dibilang kering tidak seperti pinggiran kota tadi yang terendam begitu dalam. Di dalam kota ini installasi listrik masih berjalan dan jalanan kering, namun lalu lintas tetap dipantau dan dijaga sedemikian rupa oleh petugas.

Polisi Lalu Lintas sedang mengatur jalanan tampak di belakang perbatasan daerah yang terkeana air dan tidak

Petugas sedang memperbaiki installasi listrik
Sebelumnya truk kami berjalan terlebih dahulu, dan mobil Pak Maryanto berjalan di belakang. Sembari menunggu mobil Pak Maryanto datang kami berhenti sejenak untuk menunggu Pak Maryanto dan melihat-lihat kondisi sekitar. Amus pun iseng menggulung celanannya untuk mengukur seberapa dalam kira-kira air yang menggenangi pinggiran Kudus tadi, :D.

Amus melinting celananya, kalau genangan di pinggiran kota Kudus tadi kira-kira sudah sampai trotoarnya

Jalanan di dalam kota yang lengang dan kering

Meskipun di dalam kota kering, namun pinggiran kota yang banyak dihuni oleh penduduk itu telah banyak terendam air, begitu info yang kami peroleh. Mobil yang dikendarai Pak Maryanto pun datang, kami pun melanjutkan perjalanan, di sekitar Jl. Sunan Kudus, kami berhenti untuk berkomunikasi dengan Pihak Pramuka setempat untuk menunjukkan arah Posko Pengungsian kepada kami.

Posko Bencana Alam PRAMUKA PEDULI Kwartir Cabang Kudus

Posko Pramuka
Setelah bertemu bang Maulana, namanya mirip ya sama Ustad Maulana, hehehe :D. Kami ditunjukkan arah menuju pengungsian. Pengungsian yang digunakan ini berada di kantor Kecamatan Kaliwungu Kudus. Alhamdulillah kami sampai di tempat pengungsian dengan selamat. :).

tempat pengungsian

Di tempat tersebut banyak warga dan relawan dari TAGANA yang sepertinya sudah menunggu kami dari tadi, ada juga badut yang sedang ngehibur warga hehehe :D

warga sedang dihibur sama Badut :D
udah dulu ya part.2 nya pegel ngetik nih hehe :D. Untuk cerita di Pengungsian ntar di Part.3 ya, tentang keadaan penduduk, pembagian bantuan dan cerita menghibur dari kak bimo, siapa ya kak bimo ? tunggu di part.3 ya :)
Comments
0 Comments

0 komentar:

Kudus Kami Datang !!! part: 1


...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah: 2)


Mentari terbit dari peraduannya seakan sudah siap menyambut kami. Hujan pun datang bagaikan tentara yang turun dari langit dan siap menaburkan rahmat ke bumi. Selasa 28 Januari 2014, inilah hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh kami dan oleh 'mereka' yang disana. Sesuai kesepakatan sebelumnya, kami menyewa 1 truk TNI dengan janji datang di Sekretariat Jamaah Shalahuddin pukul 7.30 a.m, serta dibantu juga dengan 1 mobil yang nantinya dikendarai oleh Pak Maryanto salah seorang dari pegawai Gelanggang Mahasiswa UGM. Oya, untuk bantuan kali ini ada beberapa teman dari Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) yang tergerak untuk ikut serta dalam rombongan ke Kudus.

Sesuai predikat yang sudah dikenal masyarakat bahwa TNI itu disiplin maka kami pun gak mau ketinggalan untuk jadi disiplin (malu udah mahasiswa kok gak disiplin :p). Eh, tapi ternyata karena kemarin ada miskomunikasi, ternyata kami lupa buat minta kontak dari anggota TNI yang nantinya mau nemenin ke lokasi dan sampai pukul 7.38 a.m belum ada tanda truk TNI yang datang. Melihat kondisi itu, 2 orang anggota JS sebut saja fajar dan amus :p, langsung sigap menuju markas TNI yang ada di jl. A.M. Sangaji untuk memastikan truk TNI tersebut.

Alhamdulillah setelah menunggu agak lama truk TNI yang ditunggu-tunggu pun datang. Namun, mendadak ada kabar dari anak Fakultas Peternakan UGM bahwa mereka mau menyumbang juga, syukurlah sampai hari H pun masih ada yang mau menyumbang. Segera saja kami meluncur kesana untuk mengambil barang yang disumbangkan. Sembari beberapa orang mengambil barang yang berada di Fakultas Peternakan, teman-teman kami yang lain pun mulai menaikkan barang ke dalam Truk TNI.

 
bahu membahu mengangkut barang
Personil dari UNRIYO membantu mengangkat barang
Sesaat kemudian bantuan dari teman-teman Fakultas Peternakan pun datang yang dalam hal ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswanya. Alhamdulillah dari teman-teman internal UGM banyak juga pihak yang peduli dengan bencana saudara kita di Kudus, Jawa Tengah ini.

 
bantuan dari teman-teman BEM Fakultas Peternakan UGM
Untuk mempersingkat waktu barang yang baru datang dari teman-teman BEM Fakultas Peternakan UGM itu pun langsung kami masukkan kedalam truk TNI.


Shakti, Fajar dan Addin memasukkan barang kedalam Truk TNI
Setelah barang selesai dimasukkan kedalam truk, baik pakaian, pangan maupun obat-obatan, untuk memudahkan pemberangkatan dan penyaluran bantuan kami melakukan Briefing yang dipimpin oleh Ketua Jama'ah Shalahuddin UGM 1435 H yaitu Abdullah Arif dan Penanggung Jawab kegiatan yaitu Yusuf Cahya Mahardika.


Yusuf dan Arif sedang memimpin briefing
Dalam briefing kali ini dijelaskan rute yang dilalui, keadaan jalan, situasi kota secara umum, kondisi korban bencana serta hal yang dilakukan selama nanti sesampainya di Kudus. Yusuf dan Arif sebelumnya adalah dua orang yang telah melakukan survey mengenai keadaan masyarakat di Kudus. Dalam pemaparannya Yusuf menjelaskan bahwa nantinya jalan masuk Kudus akan sangat macet total, sebelumnya Yusuf telah menceritakan bahkan ada salah seorang pengemudi truk yang sampai 6 hari tinggal di dalam truk dikarenakan macetnya yang begitu panjang. Namun sebelumnya Yusuf telah menghubungi pihak PMI bahwa nantinya kita datang sebagai penyalur bantuan dan akan dimudahkan akses masuk kedalam kota. Setelah briefing dirasa cukup, maka briefing ditutup dengan do'a oleh Arif.

Arif memimpin do'a pemberangkatan
Selesai Briefing dan do'a kami melanjutkan satu hal yang penting dan mungkin sepele namun ternyata dampaknya penting yaitu pemasangan spanduk 'Penyaluran Bencana Banjir', karena dengan dipasangnya spanduk ini agar memudahkan pihak POLANTAS maupun PMI mengenali kami yang hendak membantu menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir Kudus. Kami memasang 2 spanduk, satu disisi kiri truk dan satunya lagi disisi kanan truk.

Spanduk di sisi kiri truk TNI
 
Andre (BKK 1435 H) narsis di depan spanduk disisi kanan truk :p
 

Sebelumnya diatas telah disebutkan bahwa TNI itu galak, tapi untungnya personil yang membersamai kami ini orangnya baik dan sangat mau diajak kerjasama. Begitu pula Pak Maryanto sosok dari Gelanggang UGM yang biasa membantu JS dalam hal yang kaitannya dengan Gelanggang UGM dan UKM.


2 Personil TNI tersenyum semangat siap membantu

Pak Maryanto siap membantu :D
setelah semuanya cukup akhirnya kami siap untuk berangkat ke Kudus, untuk menyampaikan amanah yang telah dititipkan pada kami. Namun dalam pemberangkatan kali ini Sekretaris Jendral Jamaah Shalahuddin 1435 yaitu Addin dan salah seorang BKK JS 1435 H tidak dapat menyertai pemberangkatan karena harus menjaga Sekretariat serta seorang yang sudah menjadi kakak bagi pengurus JS 1435 yaitu bang Rizki, begitu pula dengan Bapak Wardhani salah seorang Takmir Masjid Kampus UGM yang tidak dapat menemani. Tetapi InsyaAllah keempat orang tersebut selalu mendoakan agar selamat sampai tujuan dan bantuan yang tersalurkan dapat bermanfaat.


Addin, Andre dan Bang Rizki selalu mendoakan JS

Pak Wardhani dengan jempolnya TEOPE BEGETE DAH :D
kami pun pergi, pergi meninggalkan UGM dan datang ke Kudus. Dengan membawa nama besar UGM dan Jama'ah Shalahuddin kami pergi untuk berbakti pada umat, semoga nanti di akhirat ini mampu menjadi pemberat timbangan amal kami.


meninggalkan UGM menuju Kudus
Selanjutnya bagaimana kami menghadapi kemacetan di Kudus, bagaimana keadaan Masyarakat disana, apakah aman atau tidak, tunggu di Part: 2 ya :D

Comments
0 Comments

0 komentar: